Materi Ajar: Penyajian Data Statistik

Mata Pelajaran: Matematika

Fase / Kelas: D / IX (Sembilan)

Elemen: Analisis Data dan Peluang

Kompetensi: Memahami, mengaplikasikan, dan bernalar yang lebih tinggi untuk menyelesaikan permasalahan terkait cakupan sub-elemen Penyajian data dalam bentuk diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, grafik, tabel, dan bentuk visual.

A. Memahami: Konsep Dasar Penyajian Data

Halo, anak-anak! Dalam kehidupan sehari-hari, kita dikelilingi oleh data. Data adalah kumpulan informasi atau fakta mentah. Misalnya: daftar nilai ulangan teman-temanmu, data tinggi badan, atau hasil survei hobi di kelas.

Data mentah itu seperti kamar yang berantakan, sulit untuk dipahami. Penyajian Data adalah cara kita "merapikan" data tersebut ke dalam rak-rak yang teratur (tabel atau diagram) agar mudah dibaca, dipahami, dibandingkan, dan diambil kesimpulannya.

Konsep Kunci: Kapan Menggunakan Diagram Apa?

Kita tidak bisa asal pilih. Setiap bentuk visual memiliki kegunaan terbaiknya masing-masing:

  1. Tabel Frekuensi: "Ibu" dari semua diagram. Ini adalah langkah awal untuk mengelompokkan data dan menghitung jumlahnya (frekuensi).
  2. Diagram Batang (Bar Chart): Paling baik untuk membandingkan jumlah antar kategori yang berbeda.
    Contoh: Membandingkan jumlah panen desa A, desa B, dan desa C.
  3. Diagram Garis (Line Chart): Paling baik untuk menunjukkan perkembangan atau tren data dari waktu ke waktu.
    Contoh: Melihat naik-turunnya suhu badan pasien setiap jam.
  4. Diagram Lingkaran (Pie Chart): Paling baik untuk menunjukkan proporsi atau bagian dari keseluruhan (dalam bentuk persen atau derajat).
    Contoh: Menunjukkan persentase hobi yang disukai siswa dalam satu kelas.

B. Mengaplikasikan: Cara Membuat dan Membaca Diagram

Mari kita ambil satu set data mentah. Misalkan kita melakukan survei hobi terhadap 40 siswa Kelas IX A.

Data Mentah: Futsal, Basket, Renang, Futsal, Futsal, Catur, Basket, Renang, Futsal, Basket, (dan seterusnya...)

1. Langkah 1: Tabel Frekuensi

Kita hitung (menggunakan tally atau turus) dan masukkan ke tabel.

Hobi Frekuensi (Jumlah Siswa)
Futsal 16
Basket 10
Renang 8
Catur 6
Total 40

2. Aplikasi: Diagram Batang

Dari tabel di atas, kita buat diagram batang.

Cara Membaca: Kita bisa langsung melihat bahwa batang "Futsal" adalah yang tertinggi, artinya Futsal adalah hobi paling populer (modus).

3. Aplikasi: Diagram Garis

Penting: Data hobi di atas TIDAK COCOK dibuat diagram garis, karena "Futsal ke Basket" tidak memiliki urutan waktu atau kesinambungan.

Diagram garis cocok untuk data seperti ini: "Data Jumlah Pengunjung Perpustakaan"

Senin: 30, Selasa: 45, Rabu: 40, Kamis: 55, Jumat: 50

Cara Membaca: Kita bisa melihat tren bahwa jumlah pengunjung cenderung naik dari Senin ke Kamis.

4. Aplikasi: Diagram Lingkaran

Ini yang paling butuh perhitungan! Kita kembali ke data Tabel Hobi (Total 40 siswa).

Konsep Kunci: Satu lingkaran penuh adalah $360^\circ$ atau $100\%$.

Kita harus mengubah frekuensi menjadi derajat (untuk menggambar) atau persen (untuk label).

Rumus Derajat: $\text{Derajat} = \frac{\text{Frekuensi Hobi}}{\text{Total Frekuensi}} \times 360^\circ$

Rumus Persen: $\text{Persen} = \frac{\text{Frekuensi Hobi}}{\text{Total Frekuensi}} \times 100\%$

Setelah itu, kita gambar lingkaran dan bagi juringnya menggunakan busur derajat sesuai besar sudutnya.

C. Bernalar: Menafsirkan Data (Studi Kasus HOTS)

Membuat diagram itu mudah, tetapi "membaca" dan "menalarkan" maknanya adalah inti dari statistik.

Studi Kasus 1: Menafsirkan Diagram Lingkaran

Soal: Perhatikan diagram lingkaran (dari data di atas). Jika jumlah seluruh siswa adalah 40 orang, berapa selisih jumlah siswa yang hobi Futsal dan Renang?

Penalaran (Cara 1: Menggunakan Persen):

  • Futsal = 40%, Renang = 20%
  • Selisih Persen = 40% - 20% = 20%
  • Selisih Siswa = $20\% \times 40 \text{ siswa} = \frac{20}{100} \times 40 = 8 \text{ siswa}$.

Penalaran (Cara 2: Menggunakan Frekuensi di Tabel):

  • Futsal = 16 siswa. Renang = 8 siswa.
  • Selisih = $16 - 8 = 8 \text{ siswa}$.

Jawaban: Selisihnya adalah 8 siswa.

Studi Kasus 2: Memilih Diagram yang Tepat (HOTS)

Soal: Pak Budi ingin menunjukkan data kepada kepala sekolah. Tentukan diagram terbaik untuk setiap data berikut:

  1. Data A: Perbandingan jumlah siswa laki-laki dan perempuan di kelas 7, 8, dan 9.
  2. Data B: Perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar dari hari Senin sampai Jumat.
  3. Data C: Komposisi agama siswa di sekolah (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha) dalam bentuk persen.

Penalaran dan Jawaban:

  1. Data A: Diagram Batang. Tujuannya jelas membandingkan jumlah antar kategori (kelas 7, 8, 9).
  2. Data B: Diagram Garis. Tujuannya melihat perkembangan/tren dari waktu ke waktu (Senin-Jumat).
  3. Data C: Diagram Lingkaran. Tujuannya menunjukkan proporsi/persentase dari total keseluruhan siswa.

Studi Kasus 3: Waspada Diagram Menyesatkan (Penalaran Kritis)

Soal: Perhatikan dua diagram batang yang membandingkan penjualan Toko A (85 unit) dan Toko B (90 unit).

Penalaran:

Meskipun datanya sama (85 dan 90), Diagram 2 terlihat sangat menyesatkan. Batang Toko B terlihat 5 kali lebih tinggi dari batang Toko A, padahal selisihnya hanya 5 unit.

Kesimpulan Penalaran: Sebagai pembaca data yang kritis, kita harus selalu memeriksa Sumbu Y (Vertikal). Diagram yang baik selalu memulai sumbu Y dari 0 agar perbandingan terlihat adil (proporsional).