Materi Ajar: Operasi Bilangan dan Sifat-Sifatnya
A. Memahami: Konsep Dasar Operasi Bilangan
Selamat pagi, anak-anak! Matematika adalah tentang bagaimana kita bekerja dengan angka. "Bekerja" di sini artinya kita melakukan Operasi Hitung. Ada empat operasi dasar yang menjadi fondasi dari semua perhitungan:
- Penjumlahan (tambah,
+) - Pengurangan (kurang,
-) - Perkalian (kali,
×) - Pembagian (bagi,
:atau/)
Di Kelas VI, kita tidak hanya mengerjakan satu per satu, tetapi menggabungkannya dalam satu soal. Ini disebut Operasi Hitung Campuran. Untuk mengerjakannya, kita tidak bisa sembarangan. Ada aturan mainnya!
Aturan Prioritas Operasi (KABATAKU)
Agar semua orang di dunia mendapatkan jawaban yang sama untuk soal yang sama, matematikawan sepakat tentang urutan pengerjaan. Di Indonesia, kita sering menyingkatnya sebagai KABATAKU (Kurung, Kali, Bagi, Tambah, Kurang).
- (Ku) Kurung: Selalu kerjakan operasi yang ada di dalam tanda kurung
( )terlebih dahulu, tidak peduli itu penjumlahan atau perkalian. - (Ka / Ba) Kali dan Bagi: Perkalian (
×) dan Pembagian (:) adalah setingkat (sama kuat). Kerjakan dari yang paling kiri. - (Ta / Ku) Tambah dan Kurang: Penjumlahan (
+) dan Pengurangan (-) juga setingkat. Kerjakan dari yang paling kiri.
Contoh Penerapan Aturan:
Soal: 15 + 10 × 2 - 8 : 4 = ?
- Langkah 1 (Kali & Bagi dulu): Kerjakan
10 × 2dan8 : 4.15 + (10 × 2) - (8 : 4)15 + 20 - 2 - Langkah 2 (Tambah & Kurang dari kiri): Kerjakan
15 + 20dulu.(15 + 20) - 235 - 2 - Langkah 3 (Hasil akhir):
33
Jawaban yang salah adalah jika dikerjakan dari kiri: 15 + 10 = 25 → 25 × 2 = 50 → 50 - 8 = 42 → 42 : 4 = 10.5 (SALAH BESAR!)
B. Mengaplikasikan: Sifat-Sifat Operasi Hitung
Operasi hitung memiliki beberapa "sifat" atau "aturan" yang bisa kita manfaatkan untuk mempermudah perhitungan. Ada tiga sifat utama yang wajib kalian kuasai:
1. Sifat Komutatif (Pertukaran)
Artinya, posisi angka bisa ditukar tempat, dan hasilnya akan tetap sama.
Sifat ini HANYA BERLAKU untuk Penjumlahan dan Perkalian.
- Penjumlahan:
a + b = b + a
Contoh:8 + 5 = 13sama dengan5 + 8 = 13 - Perkalian:
a × b = b × a
Contoh:7 × 4 = 28sama dengan4 × 7 = 28
Peringatan: Sifat ini TIDAK BERLAKU untuk Pengurangan (5 - 3 ≠ 3 - 5) atau Pembagian (10 : 2 ≠ 2 : 10).
2. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
Artinya, kita bisa mengubah cara mengelompokkan angka (menggunakan tanda kurung) untuk dikerjakan lebih dulu, dan hasilnya akan tetap sama.
Sifat ini HANYA BERLAKU untuk Penjumlahan dan Perkalian.
- Penjumlahan:
(a + b) + c = a + (b + c)
Contoh:(15 + 7) + 3 = 22 + 3 = 25
Akan sama dengan:15 + (7 + 3) = 15 + 10 = 25(Lihat? Mengelompokkan 7+3 lebih mudah!) - Perkalian:
(a × b) × c = a × (b × c)
Contoh:(5 × 2) × 9 = 10 × 9 = 90
Akan sama dengan:5 × (2 × 9) = 5 × 18 = 90
3. Sifat Distributif (Penyebaran)
Sifat ini adalah "jurus pamungkas" untuk menggabungkan perkalian dengan penjumlahan atau pengurangan. Ini adalah dasar dari perkalian bersusun.
Distributif Perkalian terhadap Penjumlahan:
a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
Contoh: 7 × (10 + 2) = ?
Cara 1: 7 × 12 = 84
Cara 2 (Distributif): (7 × 10) + (7 × 2) = 70 + 14 = 84 (Sama!)
Distributif Perkalian terhadap Pengurangan:
a × (b - c) = (a × b) - (a × c)
Contoh: 9 × (20 - 3) = ?
Cara 1: 9 × 17 = 153
Cara 2 (Distributif): (9 × 20) - (9 × 3) = 180 - 27 = 153 (Sama!)
C. Bernalar: Menyelesaikan Masalah dengan Sifat Operasi
Mengapa kita harus repot-repot belajar sifat-sifat itu? Jawabannya: Agar bisa menghitung lebih cepat dan cerdas! Ini adalah inti dari penalaran matematika.
Studi Kasus 1: Menghitung Cepat (Komutatif & Asosiatif)
Soal: Hitunglah 4 × 36 × 25 dengan cepat!
Penalaran (Jangan hitung dari kiri!):
- Saya lihat ada angka
4dan25. Saya tahu4 × 25 = 100(angka yang bagus!). - Saya akan tukar posisi
36dan25(Sifat Komutatif).4 × 25 × 36 - Sekarang, saya kelompokkan
4 × 25(Sifat Asosiatif).(4 × 25) × 36 - Hitung:
100 × 36 = 3600. (Jauh lebih cepat!)
Studi Kasus 2: Menghitung Cepat (Distributif)
Soal: Hitunglah 18 × 99 tanpa kalkulator!
Penalaran:
- Menghitung
18 × 99itu sulit. Tapi,99dekat dengan100. - Saya akan ubah
99menjadi(100 - 1). - Sekarang soalnya menjadi
18 × (100 - 1). - Gunakan Sifat Distributif (Penyebaran)!
(18 × 100) - (18 × 1) - Hitung:
1800 - 18 = 1782. (Mudah!)
Studi Kasus 3: Soal Cerita Operasi Campuran (HOTS)
Soal: Pak Budi membeli 5 kardus air mineral. Setiap kardus berisi 24 botol. Ia akan membagikan air mineral itu kepada 8 regu pramuka. Namun, 4 botol pecah dalam perjalanan. Berapa botol yang diterima setiap regu?
Penalaran (Mengubah cerita menjadi kalimat matematika):
- Total botol:
5 × 24 - Botol pecah:
- 4 - Dibagi ke regu:
: 8
Kalimat Matematika (sesuai aturan KABATAKU):
( (5 × 24) - 4 ) : 8 = ?
- Langkah 1 (Kurung terdalam - Perkalian):
5 × 24 = 120.
Soal menjadi:( 120 - 4 ) : 8 - Langkah 2 (Kurung - Pengurangan):
120 - 4 = 116.
Soal menjadi:116 : 8 - Langkah 3 (Pembagian):
116 : 8 = 14.5.
Jawaban: Ternyata hasilnya tidak bulat. Ini mengajarkan kita bahwa soal HOTS kadang memiliki jawaban tak terduga. (Jika soal ingin jawaban bulat, mungkin 116:4 = 29, atau 120:8 = 15). Mari kita asumsikan 112:8. Jika 8 botol pecah: (120 - 8) : 8 = 112 : 8 = 14.
Sesuai soal: Jawabannya adalah 14,5 botol. (Mungkin regu terakhir dapat 15, regu lain 14? Ini bagian dari penalaran). Mari kita ikuti angka di soal: 14.5 botol.
Revisi Soal Cerita agar lebih logis untuk K-6: ... "Namun, 8 botol pecah..."
( (5 × 24) - 8 ) : 8 = (120 - 8) : 8 = 112 : 8 = 14.
Jawaban (setelah revisi): Setiap regu menerima 14 botol.