Materi Ajar: Memprediksi Peristiwa dalam Teks

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Elemen: Membaca dan Memirsa

Kompetensi: Siswa mampu membuat prediksi logis mengenai peristiwa, tindakan tokoh, atau akhir cerita berdasarkan petunjuk dalam teks dan pengetahuan latar yang dimiliki.

A. Memahami: Apa Itu Kemampuan Memprediksi?

Membaca bukan hanya kegiatan pasif. Pembaca yang baik selalu berpikir aktif. Salah satu cara berpikir aktif adalah dengan **memprediksi**, yaitu membuat **tebakan yang logis (beralasan)** tentang apa yang akan terjadi selanjutnya dalam teks.

Ini seperti menjadi seorang detektif: kita mengumpulkan petunjuk-petunjuk kecil untuk menebak apa yang akan terungkap di halaman berikutnya.

Konsep Kunci: Resep Rahasia Membuat Prediksi

Prediksi yang baik bukanlah tebakan asal-asalan. Ada rumus atau resep rahasianya. Kita menggabungkan dua hal:

Petunjuk dari Teks (Clues)
+
Pengetahuan Kita Sendiri (Prior Knowledge)
=
Prediksi yang Logis

Di Mana Menemukan Petunjuk (Clues)?

Penulis sengaja meninggalkan petunjuk di mana-mana. Kita bisa menemukannya pada:

B. Mengaplikasikan: Cara Membuat Prediksi

Mari kita praktikkan resep prediksi dengan beberapa studi kasus. Strateginya adalah **Berhenti, Cari Petunjuk, Hubungkan, dan Tebak**.

Studi Kasus 1: Teks Fiksi (Prediksi Tindakan Tokoh)

"Rina berjalan bolak-balik di depan toko mainan. Matanya tak lepas dari boneka beruang cokelat besar di etalase. Selama sebulan ini, ia menabung setiap sisa uang jajannya. Ia memasukkan tangan ke saku dan merasakan celengan kalengnya yang mulai terasa berat. Rina tersenyum, lalu melangkah mantap ke arah pintu toko."

Analisis Prediksi:

  • Petunjuk Teks (Clues):
    1. Rina sangat menginginkan boneka beruang.
    2. Ia sudah menabung sebulan penuh.
    3. Celengannya terasa berat (uangnya terkumpul).
    4. Dia tersenyum dan melangkah mantap ke toko.
  • Pengetahuan Kita (Schema): Orang menabung untuk membeli sesuatu yang diinginkannya. Jika uang sudah cukup, mereka akan membelinya.
  • Prediksi Logis: Rina akan membeli boneka beruang itu.

Studi Kasus 2: Teks Nonfiksi (Prediksi Sebab-Akibat)

"Kawasan hulu sungai di Desa Sukamaju kini telah beralih fungsi. Hutan-hutan lebat yang dulu menjadi daerah resapan air telah berubah menjadi vila dan pemukiman. Pohon-pohon besar ditebangi tanpa sisa. Warga di hilir sungai mulai cemas, sebab ini adalah bulan puncak musim penghujan."

Analisis Prediksi:

  • Petunjuk Teks (Clues):
    1. Hutan (daerah resapan air) sudah tidak ada.
    2. Pohon-pohon ditebangi habis.
    3. Sekarang adalah puncak musim penghujan (artinya hujan akan sangat lebat).
  • Pengetahuan Kita (Schema): Hutan dan akar pohon berfungsi menahan air hujan. Jika tidak ada pohon, air hujan akan langsung mengalir deras ke dataran rendah.
  • Prediksi Logis: Desa Sukamaju (terutama di hilir) akan mengalami bencana banjir bandang atau tanah longsor.

C. Bernalar: Mengevaluasi Prediksi (HOTS)

Kemampuan bernalar adalah tingkat tertinggi dalam memprediksi. Kita tidak hanya menebak, tetapi juga memahami **strategi penulis** dan **mengevaluasi tebakan** kita sendiri.

Konsep Kunci: Bayangan (Foreshadowing) vs. Kejutan (Plot Twist)

Tugas kita adalah membedakan, "Apakah ini petunjuk jujur (Bayangan) atau petunjuk palsu (Kejutan)?"

Studi Kasus Penalaran (HOTS):

Perhatikan teks berikut:

"Arya dikenal sebagai anak yang paling jujur di sekolah. Ia selalu mengembalikan uang kembalian, bahkan jika hanya seribu rupiah. Suatu hari, dompet Pak Guru yang tebal tertinggal di meja guru. Arya melihat dompet itu. Ia melirik ke kiri dan ke kanan, kelas sepi. Perlahan, tangannya terulur ke arah dompet..."

Analisis Penalaran (HOTS):

Di sini, kita memiliki dua prediksi yang saling bertentangan, berdasarkan petunjuk yang berbeda:

  1. Prediksi A (Berdasarkan Sifat Tokoh):
    • Petunjuk: "Arya dikenal sebagai anak paling jujur."
    • Prediksi: Arya akan mengambil dompet itu dan mengembalikannya ke Pak Guru atau membawanya ke kantor.
  2. Prediksi B (Berdasarkan Latar Suasana):
    • Petunjuk: "Ia melirik ke kiri dan ke kanan, kelas sepi," "tangannya terulur perlahan."
    • Prediksi: Arya tergoda dan akan mengambil uang dari dompet itu.

Kesimpulan Penalaran:

Penulis sengaja membuat kita tegang. Ini adalah **titik konflik** dalam cerita. Prediksi mana yang akan terjadi akan menentukan nilai moral dari cerita ini.

Pembaca yang kritis mampu melihat kedua kemungkinan ini dan menunggu penulis memberikan jawabannya. Kemampuan memprediksi membuat kita tidak hanya membaca cerita, tetapi juga "berdebat" dengan penulis.